PSE untuk apa?

PSE untuk apa?

Sebuah  refleksi  modul 2.2

Oleh : Sugeng Samsudin


           Saya  berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional  hanya pembelajaran yang sifatnya  tersirat  sehingga menurut   saya tidak  penting  dimasukkan dalam  pembelajaran dikelas,  namun ternyata pembelajaran sosial emosional sangat penting bagi murid agar mereka memahami dan melatih jiwa sosial dan emosional agar menjadi manusia yang selamat dan merdeka seperti yang dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara dan bisa diterapkan secara eksplisit dalam pembelajaran kita.

          Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), tiga  hal mendasar dan penting yang saya lakukan  adalah :

  1. Interaksi yang baik antara guru dan murid (Kualitas relasi guru dan murid)

Interaksi yang baik antara guru dan murid diwujudkan dengan timbulnya rasa saling percaya yang akan berdampak pada ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran. Sikap saling percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. Murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

  • Menciptakan budaya sekolah yang positif

Budaya sekolah positif dapat membuat lingkungan menjadi aman dan nyaman sehingga murid memiliki kebebasan dan kesempatan untuk berproses dan belajar. Budaya positif dapat diwujudkan dengan menerapkan kesepakatan/ keyakinan kelas/ sekolah serta sikap guru dan murid dalam menerima dan menjalankan konsekuensi dari sebuah “kelupaan” sehingga murid memiliki karakter baik yang lebih kuat.

  • Mengajar dengan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid

Pembelajaran yang berpusat pada murid dapat dilakukan dengan dimulai dari memetakan kebutuhan belajar murid yang bertujuan mengetahui kesiapan belajar, minat murid serta profil belajarnya. Dengan melakukan pembelajaran diferensiasi, yaitu diferensiasi konten, proses dan produk, murid dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuannya. Tidak ada lagi murid yang tidak pandai hanya murid tersebut membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari pada teman lainnya. Selain dengan pembelajaran diferensiasi, pembelajaran yang berpusat pada murid dapat dilakukan dengan penerapan pembelajaran sosial emosional yang diintegrasikan dalam semua kegiatan baik secara eksplisit, implisit serta didukung dengan penguatan sosial emosional guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

        Perubahan yang akan dan sudah  saya terapkan di kelas dan sekolah :

  1. bagi murid-murid:

menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk murid dengan memulai dari mata pelajaran yang saya ajarkan di kelas yaitu dengan menerapkan keyakinan kelas, mengubah peraturan menjadi harapan-harapan yang mungkin dicapai. Selain itu, menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melakukan pembelajaran diferensiasi dan penerapan pembelajaran sosial emosional baik secara eksplisit atau implisit.

  •  
  • bagi rekan sejawat:

memulai dari diri sendiri untuk selalu berusaha menjadi teladan atau menjadi penengah dan peredam dalam hubungan sesama rekan dan tenaga kependidikan untuk selalu meningkatkan kompetensi sosial dan emosional yang berlandaskan pada lima kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berrelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

      Dari uraian diatas dapat disederhanakan menjadi tiga poko pemikiran sebagai berikut :

  1. Pembelajaran Sosial Emosional sangat perlu diterapkan dalam pembelajaran di kelas karena menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejah teraan psikologis (well-being) secara optimal.
  2. Pengembangan sosial emosional meliputi lima kompetensi yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berrelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang dikuatkan melalui teori kesadaran penuh (mindfullness).
  3. Pembelajaran sosial emosional dapat diterapkan dalam empat cara yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *