Oleh : Sugeng Samsudin
Bapak Ibu yang hebat. Setelah mempelajari modul 1.1 tentang filosofi KHD dan modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak. Kita mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa sehingga bisa mengkoneksilkan bahwa nilai-nilai dan peran guru penggerak tidak lain dan tidak bukan hanya untuk berpihak pada murid dengan bahasa KHD adalah untuk menghamba pada murid.
Seorang guru penggerak seyogyanya memiliki 5 nilai yang harus dipatuhi yaitu : berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif. Dengan nilai-nilai tersebut diproyeksikan seorang guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran, coaching bagi teman sejawat, mendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid dan bisa menggerakkan komunitas praktisi.
Betapa susahnya mengumpulkan portofolio projek murid tepat waktu dan sesuai harapan pada pelajaran produktif DKV yang saya ampu. Namun suatu keajaiban terjadi ketika suatu saat saya sungguh-sungguh menggali dan menganalisis kendala yang dihadapi murid. Rata-rata murid mengeluh demonstrasi yang saya sampaikan secara real time di lab relatif cepat dan membuat mereka tidak bisa mengulangi secara mandiri.
Saya merasa sudah memberikan yang terbaik untuk murid-murid namun mengapa mereka ketinggalan dalam menyelesaikan projek-projek yang kita sepakati. Sungguh merupakan tantangan yang luar biasa agar murid segera move on.
Refleksi dan introsepkesi saya lakukan dengan cara menganalisis metode demonstrative terbimbing yang sudah saya lakukan selama ini. Selama ini saya secara realtime mempraktikkan contoh projek yang akan di buat siswa di laboratorium komputer secara langsung dan murid mengikuti mempraktikkan. Ternyata murid ketinggalan beberapa step dan tidak bisa mengulangi lagi karena keterbatasan untuk mengingat disamping itu bekerja didepan komputer lebih dari 2 jam akan berpengaruh secara biologis dalam tubuh kita yang akibatnya menimbulkan kelelahan.
Sebagai guru yang memiliki nilai berpihak pada murid dan memiliki peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid serta mampu menyesuaikan kodrat alam dan zaman murid maka saya berupaya agar murid bisa belajar dengan metode demonstrative mandiri artinya murid bisa mengulang secara mandiri contoh projek yang saya berikan. Dengan kata lain saya menggunakan blended learning. Tatap muka di ruang praktik tetap saya lakukan namun saya juga memberikan tutorial yang saya buat sendiri agar murid bisa mengulang-ulang materi secara mandiri. Dengan cara ini secara bertahap target portofolio projek murid sesuai timeline.
Untuk mendukung demonstrative mandiri tersebut tentunya saya harus selalu mandiri belajar meningkatkan kompetensi teknis melalui kursus-kursus, kolaboratif dengan teman sejawat dan komunitas praktisi dan selalu terbuka menerima kritik dan saran. Lebih produktif membuat karya-karya tutorial untuk murid.
Demikian korelasi antar materi modul 1.1 dan 1.2 yang saya alami dan lakukan. Terimakasih.